Masa kecil
Ayah Viete adalah Etienne Viete, adalah seorang pengacara tinggal di Fontenay-le-Comte, sebelah barat Perancis, sekitar 50 km kota di tepi pantai, La Rochelle. Ibu Viete adalah Marguerite Dupont. Viete menuntut ilmu di sekolah di Fontenay-le-Comte, sebelum pindah ke Poitier, sekitar 80 km sebelah timur Fontenay-de-Comte, dan menjadi mahasiswa universitas Poitier. Mengetahui profesi ayahnya, tidaklah mengherankan apabila Viete mengambil jurusan hukum. Setelah lulus pada tahun 1560, Viete menekuni profesi hukum, tetapi hanya berlangsung selama empat tahun sebelum memutuskan untuk mengubah karirnya.
Tahun 1564, Viete bekerja untuk Antoinette d’Aubeterre. Viete bertugas mengawasi pendidikan anak perempuan majikannya, Catherine – kelak dikenal sebagai Catherine of Parthenay (kota yang terletak antara Fentenay-le-Conte dan Poiters). Ayah Catherine meninggal pada tahun 1566 dan mereka sekeluarga pindah ke La Rochelle termasuk Viete.
Tahun 1564, Viete bekerja untuk Antoinette d’Aubeterre. Viete bertugas mengawasi pendidikan anak perempuan majikannya, Catherine – kelak dikenal sebagai Catherine of Parthenay (kota yang terletak antara Fentenay-le-Conte dan Poiters). Ayah Catherine meninggal pada tahun 1566 dan mereka sekeluarga pindah ke La Rochelle termasuk Viete.
Pergolakan agama & politik
Saat itu terjadi pergolakan politik dan agama di Perancis. Charles IX menjadi raja Perancis pada tahun 1560 selama dua tahun sebelum pecah perang agama di Perancis pada tahun 1562. Perang antara Katholik Roma dan Protestan, meskipun akhirnya banyak kelompok-kelompok kecil ikut memanaskan suasana perang. Perang baru berakhir menjelang penggantian abad. Tahun 1570, Viete pergi dari La Rochelle menuju Paris. Meski tidak dipekerjakan sebagai seorang ilmuwan profesional atau matematikawan, Viete ternyata mampu membuat karya di bidang matematika dan astronomi yang diterbitkan di Paris pada tahun 1571. Ketika Viete di Paris, Charles IX memerintahkan pembantaian Huguenot, seiring dengan meningkatnya kelompok Protestan Perancis. Periode tersebut adalah masa-masa sulit bagi Viete, meskipun tidak terlalu aktif sebagai seorang pemeluk Protestan namun dirinya adalah seorang Huguenot. Kisah pembantaian ini akan terus menghantui Viete sepanjang hidupnya. Charles IX mengundang Viete untuk mengepalai wilayah Brittany yang beribukota di Rennes. Viete pindah ke Rennes dan menduduki posisi Consellor, sebelum kembali ke Paris pada tahun 1580. Charles IX sendiripun tidak berumur panjang, meninggal pada tahun 1574 dan digantikan oleh Henry III. Henry III membuat konsesi dengan Protestan pada tahun 1576 dan Katholik membentuk Persekutuan Kudus untuk meninjau kembali kepentingan-kepentingan pribadi lewat aksi-aksi militer. Viete akhirnya diangkat menjadi anggota parlemen Paris pada tahun 1580.
Saat itu terjadi pergolakan politik dan agama di Perancis. Charles IX menjadi raja Perancis pada tahun 1560 selama dua tahun sebelum pecah perang agama di Perancis pada tahun 1562. Perang antara Katholik Roma dan Protestan, meskipun akhirnya banyak kelompok-kelompok kecil ikut memanaskan suasana perang. Perang baru berakhir menjelang penggantian abad. Tahun 1570, Viete pergi dari La Rochelle menuju Paris. Meski tidak dipekerjakan sebagai seorang ilmuwan profesional atau matematikawan, Viete ternyata mampu membuat karya di bidang matematika dan astronomi yang diterbitkan di Paris pada tahun 1571. Ketika Viete di Paris, Charles IX memerintahkan pembantaian Huguenot, seiring dengan meningkatnya kelompok Protestan Perancis. Periode tersebut adalah masa-masa sulit bagi Viete, meskipun tidak terlalu aktif sebagai seorang pemeluk Protestan namun dirinya adalah seorang Huguenot. Kisah pembantaian ini akan terus menghantui Viete sepanjang hidupnya. Charles IX mengundang Viete untuk mengepalai wilayah Brittany yang beribukota di Rennes. Viete pindah ke Rennes dan menduduki posisi Consellor, sebelum kembali ke Paris pada tahun 1580. Charles IX sendiripun tidak berumur panjang, meninggal pada tahun 1574 dan digantikan oleh Henry III. Henry III membuat konsesi dengan Protestan pada tahun 1576 dan Katholik membentuk Persekutuan Kudus untuk meninjau kembali kepentingan-kepentingan pribadi lewat aksi-aksi militer. Viete akhirnya diangkat menjadi anggota parlemen Paris pada tahun 1580.
Penggabdian Viete
Viete bukan menjadi matematikawan karena panggilan jiwa. Saat muda, Viete – warga Perancis - belajar hukum sebelum praktik menjadi seorang pengacara. Merangkap jabatan sebagai anggota parlemen Bretagne sebelum diangkat menjadi anggota majelis Raja. Pertama, mengabdi pada raja Henry III dan terus mengabdi pada masa pemerintahan Henry IV. Pada pengabdian kedua ini, Viete mampu memecahkan kode yang dikirim musuh, Spanyol. Matematika hanya dikerjakan apabila ada waktu senggang, namun ternyata banyak memberi sumbangsih pada aritmatika, aljabar, trigonometri dan geometri. Ketertarikan akan matematika makin menjadi-jadi dan mulai mencurahkan segenap waktunya untuk mempelajari matematika. Dalam aritmatika nama Viete akan selalu dikenang karena menetapkan penggunaan angka kelipatan/berbasis sepuluh (desimal), bukannya kelipatan enam, bilangan prima atau bilangan kelipatan enam puluh. Dalam buku Canon mathematicus yang terbit pada tahun 1579 dia menyatakan:
Viete bukan menjadi matematikawan karena panggilan jiwa. Saat muda, Viete – warga Perancis - belajar hukum sebelum praktik menjadi seorang pengacara. Merangkap jabatan sebagai anggota parlemen Bretagne sebelum diangkat menjadi anggota majelis Raja. Pertama, mengabdi pada raja Henry III dan terus mengabdi pada masa pemerintahan Henry IV. Pada pengabdian kedua ini, Viete mampu memecahkan kode yang dikirim musuh, Spanyol. Matematika hanya dikerjakan apabila ada waktu senggang, namun ternyata banyak memberi sumbangsih pada aritmatika, aljabar, trigonometri dan geometri. Ketertarikan akan matematika makin menjadi-jadi dan mulai mencurahkan segenap waktunya untuk mempelajari matematika. Dalam aritmatika nama Viete akan selalu dikenang karena menetapkan penggunaan angka kelipatan/berbasis sepuluh (desimal), bukannya kelipatan enam, bilangan prima atau bilangan kelipatan enam puluh. Dalam buku Canon mathematicus yang terbit pada tahun 1579 dia menyatakan:
Kelipatan enam atau kelipatan enam puluh sudah dipakai sejak lama namun tidak sesuai atau jangan pernah menggunakannya dalam matematika. Bilangan puluhan, ratusan dan ribuan dengan kelipatan yang sama, makin besar atau makin kecil, lebih banyak digunakan dan sangat eksklusif.
Tidak perlu diragukan bahwa sumbangsih terbesar Viete ada pada aljabar. Tidak perlu banyak trik-trik seperti jaman Diophantus (baca: Diophantus), tapi langsung dan kelak disebut dengan aljabar modern.
Francois Viete adalah seorang pengacara berkewarganegaraan Perancis yang mengabdi pada pemerintahan Henry IV. Viete mengamati bahwa ekspresi Sin ф dalam notasi Sin ф/45° terletak di sebelah kiri. Solusi adalah membuat tabel untuk membantu Viete menemukan 23 solusi dalam bentuk Sin (ф/45° - n.8°), membuang semua akar negatif. Viete mempersingkat cara Cardano menyelesaikan persamaan kuadrat sampai memecahkan problem trigonometri, dimana proses dengan menghilangkan bilangan-bilangan imajiner yang tidak perlu. Solusi Viete ini dapat ditemukan dalam buku teks aljabar tingkat tinggi (higher algebra).
Francois Viete adalah seorang pengacara berkewarganegaraan Perancis yang mengabdi pada pemerintahan Henry IV. Viete mengamati bahwa ekspresi Sin ф dalam notasi Sin ф/45° terletak di sebelah kiri. Solusi adalah membuat tabel untuk membantu Viete menemukan 23 solusi dalam bentuk Sin (ф/45° - n.8°), membuang semua akar negatif. Viete mempersingkat cara Cardano menyelesaikan persamaan kuadrat sampai memecahkan problem trigonometri, dimana proses dengan menghilangkan bilangan-bilangan imajiner yang tidak perlu. Solusi Viete ini dapat ditemukan dalam buku teks aljabar tingkat tinggi (higher algebra).
Matematika Viete
Beberapa karya Viete adalah matematika untuk astronomi, Ad harmonicon coeleste. Karya ini tidak pernah diterbitkan tapi merupakan salah satu dari empat manuskrip, satu yang selamat dan ditemukan kembali oleh Libri adalah autobiografi. Karya ini mencerminkan minat Viete pada teori geometri planet yang mencakup Ptolemy dan Copernicus, meskipun penelitian dilakukan hanya pada teori tanpa melihat realitas fisik. Memang agak mengejutkan apabila lewat cara tersebut, Viete sampai pada kesimpulan bahwa teori Copernicus tidak sahih, secara geometri.
Viete mengenalkan sistem aljabar lewat bukunya In artem analyticam isagoge yang terbit tahun 1591. Judul yang diberikan memberi kesan kerancuan tetapi isinya adalah buku aljabar. Viete tidak menyukai para matematikawan Arab namun lebih mendasarkan diri pada buah pemikiran Cardano dan pada gagasan matematikawn Yunani kuno. Akan tetapi orang justru terkesima dengan ide-ide matematiknya berasal dari para matematikawan Arab.
Membuat kategori bahwa dalam suatu persamaan, lewat In artem analyticam isagoge, Viete menggunakan huruf-huruf untuk melambangkan kuantitas, baik peubah diketahui maupun peubah tidak diketahui. Huruf vokal mewakili peubah tidak diketahui dan (huruf) konsonan wewakili kualitas yang diketahui.
Sumbangsih utama Viete adalah menyempurnakan teori persamaan (dalam buku In artem analyticam isagoge, 1591), dimana dia merintis menuliskan angka di depan huruf. Menggunakan koefisien angka, notasi – dan + mulai dipakai dan konsep tentang peubah. Membuat konvensi bahwa peubah tidak diketahui dengan lambang huruf vokal dan peubah yang diketahui atau diasumsikan dengan lambang huruf konsonan. Di sini, untuk pertama kalinya, aljabar mempunyai batasan-batasan yang jelas tentang parameter dan ide tentang bilangan-bilangan tidak diketahui.
Beberapa karya Viete adalah matematika untuk astronomi, Ad harmonicon coeleste. Karya ini tidak pernah diterbitkan tapi merupakan salah satu dari empat manuskrip, satu yang selamat dan ditemukan kembali oleh Libri adalah autobiografi. Karya ini mencerminkan minat Viete pada teori geometri planet yang mencakup Ptolemy dan Copernicus, meskipun penelitian dilakukan hanya pada teori tanpa melihat realitas fisik. Memang agak mengejutkan apabila lewat cara tersebut, Viete sampai pada kesimpulan bahwa teori Copernicus tidak sahih, secara geometri.
Viete mengenalkan sistem aljabar lewat bukunya In artem analyticam isagoge yang terbit tahun 1591. Judul yang diberikan memberi kesan kerancuan tetapi isinya adalah buku aljabar. Viete tidak menyukai para matematikawan Arab namun lebih mendasarkan diri pada buah pemikiran Cardano dan pada gagasan matematikawn Yunani kuno. Akan tetapi orang justru terkesima dengan ide-ide matematiknya berasal dari para matematikawan Arab.
Membuat kategori bahwa dalam suatu persamaan, lewat In artem analyticam isagoge, Viete menggunakan huruf-huruf untuk melambangkan kuantitas, baik peubah diketahui maupun peubah tidak diketahui. Huruf vokal mewakili peubah tidak diketahui dan (huruf) konsonan wewakili kualitas yang diketahui.
Sumbangsih utama Viete adalah menyempurnakan teori persamaan (dalam buku In artem analyticam isagoge, 1591), dimana dia merintis menuliskan angka di depan huruf. Menggunakan koefisien angka, notasi – dan + mulai dipakai dan konsep tentang peubah. Membuat konvensi bahwa peubah tidak diketahui dengan lambang huruf vokal dan peubah yang diketahui atau diasumsikan dengan lambang huruf konsonan. Di sini, untuk pertama kalinya, aljabar mempunyai batasan-batasan yang jelas tentang parameter dan ide tentang bilangan-bilangan tidak diketahui.
Simbol Viete
Tidak perlu diragukan lagi dalam aljabar, notasi yang terus dipakai sampai sekarang adalah karena jasa Viete. Matematika bukan seperti “pantun berjawab” lagi seperti era Diophantus. Simbol dan singkatan untuk bilangan tidak diketahui, untuk perkalian dan operasi maupun persamaan dibentuk dan ditentukan Viete. Konvensi yang dicetuskan oleh Viete ini kelak berbuah. Menggunakan huruf vokal guna melambangkan kuantitas pada aljabar, membuat asumsi untuk bilangan tak diketahui dan huruf konsonan untuk bilangan yang diketahui.
Suatu persamaan kuadrat dalam bentuk paling sederhana: BA2 + CA + D = 0, dimana A adalah bilangan tidak diketahui, sedang B, C dan D adalah parameter. Viete yang tidak suka dengan istilah “aljabar” dan mengganti dengan “cosa” atau “kuantitas yang tidak diketahui.” Tipe logika yang biasa digunakan pada aljabar disebut oleh Viete sebagai “seni analitika.”
Tidak perlu diragukan lagi dalam aljabar, notasi yang terus dipakai sampai sekarang adalah karena jasa Viete. Matematika bukan seperti “pantun berjawab” lagi seperti era Diophantus. Simbol dan singkatan untuk bilangan tidak diketahui, untuk perkalian dan operasi maupun persamaan dibentuk dan ditentukan Viete. Konvensi yang dicetuskan oleh Viete ini kelak berbuah. Menggunakan huruf vokal guna melambangkan kuantitas pada aljabar, membuat asumsi untuk bilangan tak diketahui dan huruf konsonan untuk bilangan yang diketahui.
Suatu persamaan kuadrat dalam bentuk paling sederhana: BA2 + CA + D = 0, dimana A adalah bilangan tidak diketahui, sedang B, C dan D adalah parameter. Viete yang tidak suka dengan istilah “aljabar” dan mengganti dengan “cosa” atau “kuantitas yang tidak diketahui.” Tipe logika yang biasa digunakan pada aljabar disebut oleh Viete sebagai “seni analitika.”
Viete merintis metode baru penyelesaian persamaan kubik. Dari bentuk x3 + 3ax = b, diperkenalkan bilangan tidak diketahui y yang mempunyai kaitan dengan bilangan x (teknik substitusi) lewat persamaan dalam bentuk y3. Viete menyadari bahwa persamaan di atas akan mempunyai dua akar (hasil) positif dan negatif.
Dalam trigonometri, Viete membuat pembakuan dan memperluas sudut pandang. Dalam Canon Mathematics (1579), Viete membuat tabel untuk 6 fungsi trigonometri utama (sin, cos, tg, ctg, sec dan cosec) dengan semua sudut-sudutnya, termasuk menitnya – bagian dari derajat.
Dalam trigonometri, Viete membuat pembakuan dan memperluas sudut pandang. Dalam Canon Mathematics (1579), Viete membuat tabel untuk 6 fungsi trigonometri utama (sin, cos, tg, ctg, sec dan cosec) dengan semua sudut-sudutnya, termasuk menitnya – bagian dari derajat.
Sumbangsih
Penggunaan sistem bilangan kelipatan sepuluh (desimal) dirintis oleh Viete kelak menjadi dasar pertimbangan bagi Lagrange pada saat menentukan ukuran baku untuk berat dan ukuran setelah terjadi revolusi Perancis. Memberi perkembangan kepada teori persamaan. Menyajikan metode-metode untuk menyelesaikan persamaan-persamaan pangkat dua, tiga dan empat yang sudah dibakukan bentuknya. Viete mengetahui hubungan antara persamaan-persamaan dengan akar positif dan koefisien dari berbagai pangkat dengan banyak peubah tidak diketahui.
sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/francoisViete.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar