Perjalanan panjang angka mistik, nol

Apa jadinya apabila angka 170 tanpa angka 0, hanya 17, yang mempunyai selisih 153, sebuah angka yang cukup “bearti.” Dalam jumlah lebih besar, selisih ini menjadi makin besar. Bayangkan 1700000000, “hanya” tertulis 170000000. Kehadiran angka tanpa nilai ini ternyata membawa dampak sangat besar. Biner yang terdiri dari angka 0 dan angka 1, tidak akan dikenal dan menyulitkan terjadinya revolusi digital. Angka nol memebawa implikasi besar, baik dalam awal penemuan, penggunaan maupun menyangkut aspek agama.

Kisah
Pythagoras (500 SM) bahkan Archimedes (200 SM) tidak mengenal angka nol. Bagaimana ketika Yesus lahir yang mengawali pergantian istilah dari BC (Before Christ) atau SM (Sebelum Masehi) menjadi AD (Anno Domini). Dengan membayangkan bahwa tahun-tahun SM adalah bilangan negatif, maka hitungan mundur …, -3, -2, -1, 1, 2, 3. Angka 0 tidak terlihat dijepit oleh – 1 dan 1. Terjadi kontroversi di sini.

Angka 0 sudah dikenal lama namun hanya dalam lingkup India dan Arab. Di India terkait erat dengan pengajaran agama Budha (2500 SM) lewat ucapan Budha:

“Sepuluh pangkat sepuluh dikalikan sepuluh pangkat sepuluh sama dengan sepuluh pangkat dua puluh; ,,,”

Arab mengenal angka nol karena karya Al-Khowarizmi yang terkenal Al-jabr wa’l muqabala dan tulisan Brahmagupta pada abad 7. Angka nol dibawa ke Eropa oleh Fibonacci [Liber abaci terbit tahun 202]. Alasan agama (menyinggung) agama membuat angka 0 kembali tenggelam. Kemunculan kembali terjadi setelah maraknya renaissance – lewat gambar-gambar perspektif dari Leonardo da Vinci - dan [Rene] Descardes dengan kartesiannya yang mempunyai titik asal (origin) dengan angka nol.



sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/asalAsalan/perjalananPanjangAngkaMistikNol.html


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket

Popular Posts