Trigonometri

Trigonometri adalah julukan sebuah nama pelajaran yang dipelajari di sekolah lanjutan. Pelajaran yang relatif sulit meskipun, dalam tahap pengantar, hanya berupa nama-nama nisbah antara sisi-sisi pada sebuah segitiga, namun dalam perkembangannya menjadi makin sulit bahkan dapat melupakan bahwa asalnya hanya nisbah-nisbah belaka. Penerapan trigonometri relatif luas, dalam bidang fisika membahas radiasi, perambatan cahaya dan suara bahkan navigasi dan astronomi.

Kisah
Trigonometri adalah studi tentang hubungan setiap sudut dan garis pada sebuah segitiga. Kata trigonometri berasal dari bahasa Yunani trigonon yang artinya “segitiga” dan metria yang artinya “pengukuran.” Istilah trigonometri pertama kali digunakan oleh Pitiscus Bartholomaeus sebagai judul buku berisikan studi tentang segitiga yang diterbitkan pada tahun 1595, meskipun pada tahun 1600 diubah menjadi Trigonometria sive de dimensione triangulae.

Istilah sinus berasal dari India. Dipopulerkan oleh matematikawan dan astronom Aryabhata (476 – 550) yang berarti setengah nada, ”ardha-jya” sebelum terus diubah sampai Gerard dari Cremona yang mengalihbahasakan Almagest (ingat: Ptolemy) pada penghujung abad 12, mengganti kata di atas ke dalam bahasa Latin yang artinya lebih-kurang sama, yaitu sinus.
Terus berkembang dengan munculnya “rekan-rekan” lainnya. Tangen berasal dari bahasa Latin tangere, berarti “menyentuh” dan secan dari kata secare, berarti “memotong” diperkenalkan oleh Thomas Fincke pada tahun 1583.
Cosinus dan cotangen, diusulkan pada tahun 1620 oleh matematikawan dan astronom berkewarganefgaraan Inggris, Edmund Gunter.

Ada 2 jenis trigonometri, yaitu:

Trigonometri bidang berhubungan dengan segitiga dan bidang dua dimensi.
Trigonometri bola (sphere) berhubungan dengan segitiga yang berada pada permukaan bola.



sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/asalAsalan/Trigonometri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket

Popular Posts